Tiga Scatter Hitam, Satu Becak, Delapan Puluh Tiga Juta: Cerita Tukang Nunggu Langganan Dapat Kejutan di Mahjong Ways 2
Waktu Kosong, Rumus Ajaib
Namanya Pak Lik Sarman. Umur 59, kerja narik becak sejak zaman harga bensin masih 450 perak. Tiap pagi mangkal di depan apotek, nunggu ibu-ibu beli vitamin. Siangnya pindah ke depan sekolah dasar. Kalau lagi mujur, bisa antar tiga penumpang. Kalau apes, cuma duduk ngudud sambil selonjoran, nunggu sore.
Satu kebiasaan barunya sejak awal tahun: main Mahjong Ways 2 di HP jadulnya. Layarnya ada retakan mirip urat nadi. Sarman nggak peduli. Yang penting tombol masih bisa ditekan. Ia main bukan buat gaya, tapi iseng. Ngisi waktu kosong, katanya. Tetapi kian kesini waktu kosong itu jadi ritual sehari-hari. Terutama setelah ia merasa nemu rumus.
Rumus Gacor ala Becak Biru
Kata Sarman, rumusnya sederhana. Main pas matahari belum benar-benar naik. Sekitar jam 06.40 sampai 07.05. Harus dalam posisi duduk miring, rokok udud separuh, dan lagu campursari pelan-pelan keluar dari speaker mini. Kalau bisa, posisi becak harus ngadep timur. Soal kenapa timur, dia bilang biar selaras sama arah scatter turun.
Tiap kali main, Sarman menghitung jumlah kombinasi pecah. Kalau tiga kali pecah dalam lima menit belum muncul scatter, artinya belum rejeki. Tapi kalau baru duduk dua menit sudah pecah dua kali, dia siap-siap. Kadang jantungnya deg-degan sendiri, seolah nunggu pengumuman kelulusan.
Tiga Scatter, Dunia Berubah
Hari itu hari Rabu. Sarman lagi mangkal depan SD, belum ada penumpang. Jam tangan bututnya tunjuk angka 06.52. Sesuai rumus, ia mulai main. Baru putaran ke-17, scatter pertama muncul. Jantungnya loncat sedikit. Dua putaran berikutnya, scatter kedua. Ia berhenti sejenak, tiup rokok. Takut gegabah.
Putaran ke-21, scatter ketiga turun. Layar goyang. Angka naik. Musik ribut. Anak-anak sekolah lewat, melongok ke layar. Sarman cuma bisa senyum-senyum, antara bingung dan senang. Jumlah kemenangan terus bertambah, nyaris seperti mimpi. Sampai akhirnya, total tertulis 83 juta.
Waktu itu, ia hanya bisa diam. Menunduk. Merapal istighfar. Lalu mematikan aplikasi. Duduk lagi. Pelan-pelan nyalain rokok baru.
Becak Ditinggal, Dunia Diputar Balik
Beberapa hari kemudian, Sarman nggak mangkal. Becaknya nganggur, parkir di sudut jalan. Orang-orang mulai tanya-tanya. Ada kabar ia dapat warisan. Ada juga kabar dari kerabat bahwa sudah buka toko kelontong kecil. Tapi yang benar: ia pulang kampung dulu, bayar utang adiknya, beliin sepeda buat cucu, sisanya disimpan dalam bentuk emas kecil-kecil. Biar kalau sewaktu-waktu HP rusak lagi, masih ada pegangan.
Sekembalinya ke kota, Sarman tetap narik becak. Tapi tidak sesering dulu. Katanya, bukan soal duit lagi, tapi soal gerak. Badan tua kalau nggak diajak jalan, cepat rusak. Tapi sekarang tiap kali duduk di becak, selalu ada HP di saku. Siap dimainkan pas waktu kosong datang.
Mahjong dan Harapan Kecil
Buat orang seperti Sarman, Mahjong Ways 2 bukan sekadar hiburan. Tapi semacam pengalihan. Dari lelah hidup, dari tunggu penumpang yang tak kunjung datang. Ada sensasi absurd tiap simbol pecah. Ada semacam harapan baru tiap scatter muncul.
Rumusnya mungkin terdengar lucu. Tapi siapa sangka, dari rokok separuh, becak ngadep timur, lagu campursari, dan tangan renta, bisa lahir angka 83 juta.
Di kota, cerita ini menyebar cepat. Tukang parkir mulai coba. Satpam ikut-ikutan. Bahkan anak-anak ojek daring mulai atur jadwal agar bisa main pas waktu Sarman dulu menang. Tapi Sarman cuma ketawa. Katanya, rejeki orang beda-beda. Tapi kalau mau coba, coba aja. Asal jangan lupa, becak harus ngadep timur.